Jentik nyamuk (cuk) merupakan pakan yang cocok untuk anakan ikan cupang aduan. Jentik
nyamuk (cuk) biasanya hanya diambil dari alam. Tapi pada saat musim
hujan atau musim kemarau sangat sulit ditemukan.
Untuk itu tak ada salahnya kita membudidayakan jentik nyamuk.
Adapun alat – alat yang
diperlukan:
-. Beberapa ember plastik atau kaleng bekas
Penggunaan kaleng mempunyai resiko karena kaleng dapat berkarat yang
nantinya dapat mempengaruhi perkembangan jentik nyamuk. Garis tengah
wadah sebaiknya tidak kurang dari 30 m. Semakin lebar luas permukaan
wadah akan mendapatkan produksi jentik nyamuk yang lebih banyak.
-. Isilah wadah yang sudah disiapkan dengan air cucian beras (bilasan
pertama dan kedua). Tinggi permukaan air dari setiap wadah sebaiknya 10 –
30 cm.
-. Letakkan semua wadah yang telah berisi air cucian beras pada tempat
yang agak remang – remang, karena tempat yang demikian merupakan tempat
yang disenangi oleh nyamuk. Untuk menghindari debu atau hujan, sebaiknya
wadah dilengkapi penutup. Namun perlu diperhatikan, jangan sampai
penutup menghalangi keluar masuknya nyamuk kedalam wadah.
-. Setelah dua atau tiga hari akan terlihat lapisan tipis diatas
permukaan air. Apabila dalam empat hari lapisan tipis ini belum juga
terlihat, maka usaha budidaya nyamuk mengalami kegagalan. Hal ini
disebabkan karena air cucian beras yang digunakan terlalu encer. Segera
ganti air cucian beras dengan air cucian beras yang baru dan kental.
-. Bila kondisi lingkungan cukup menunjang, maka akan terlihat sejumlah
telur nyamuk dipermukaan air. Telur – telur ini melekat satu sama lain
dengan ukuran 0,5 – 1,5 cm. Telur – telur ini dapat langsung diberikan
pada anakan ikan cupang aduan atau diberikan hingga telur ini menetas.
-. Pemanenan telur nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan sebatang
lidi yang panjangnya 40 cm. Masukkan ujung lidi kedalam wadah, kemudian
lidi digeser kearah telur nyamuk. Adanya gaya adhesi menyebabkan telur
nyamuk melekat ke lidi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar